Keuntungan dari Mengendalikan Emosi

Kadang-kadang emosi dianggap sebagai sesuatu yang tidak memiliki nilai dan sama sekali tidak perlu dimiliki. Ada juga anggapan bahwa emosi muncul karena Anda bereaksi atas perkataan atau tanggapan bahwa emosi muncul karena Anda bereaksi atas perkataan atau tanggapan orang lain, atau atas perbuatan Anda sendiri. Yang jelas, emosi memiliki nilai yang penting bagi Anda. Anda bisa memanfaatkannya untuk kepentingan diri sendiri dan orang lain.

Mungkin Anda tergolong orang yang selalu berusaha menghindari emosi atau perasaan negatif. Anda ingin mengendalikan emosi dan mengubahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat. Anda tidak ingin melakukan hal-hal yang merusak dan membahayakan diri sendiri. Akhirnya Anda menutup semua emosi hanya untuk menghindarkan diri Anda dari luka. Anda mengabaikan potensi yang tersembunyi di dalam emosi karena Anda takut melukai diri sendiri atau orang lain.

Yang Anda perlukan sebenarnya adalah keseimbangan dalam memanfaatkan emosi negatif maupun emosi positif. Kedua emosi itu harus diseimbangkan agar salah satu emosi tidak menghilangkan atau menguasai emosi yang lain, tetapi justru saling mengisi dan saling melengkapi. Artinya, Anda harus pandai memanfaatkan emosi tersebut.


Terjadinya Emosi

Proses munculnya emosi melibatkan faktor psikologis dan faktor fisiologis. Emosi pertama kali muncul karena adanya stimulus atau peristiwa yang netral, positif maupun negatif. Kemudian stimulus itu ditangkap oleh reseptor melalui otak. Stimulus itulah yang lantas diinterpretasikan sesuai dengan kondisi pengalaman dan kebiasaan Anda dalam mempersepsikan sebuah peristiwa.

Interpretasi yang Anda buat memunculkan perubahan secara internal di dalam tubuh Anda, misalnya ketika Anda stres maka kelenjar adrenalin mengeluarkan hormon epineprin dan norepineprin. Kedua hormon itu dapat meningkatkan tekanan darah. Perubahan lainnya adalah napas yang tersengal, mata yang memerah, keluarnya air mata, dada terasa sesak, raut wajah tampak berbeda, intonasi suara terdengar berbeda, cara menatap dan tekanan darah.

Memang emosi turut ditentukan oleh hasil interpretasi Anda terhadap sebuah peristiwa. Anda dapat memandang dan menginterpretasikan sebuah peristiwa dalam persepsi atau penilaiannegatif (tidak menyenangkan, menyengsarakan, menjengkelkan, mengecewakan) maupun positif (kewajaran, indah, mengharukan, membahagiakan).

Interpretasi atas sebuah peristiwa mengondisikan dan membentuk perubahan fisiologis secara internal. Ketika Anda menilai sebuah peristiwa secara lebih positif, maka perubahan fisiologis di dalam diri Anda pun menjadi lebih positif.


Ekspresi dan Emosi

Ekspresi adalah pernyataan batin Anda dengan cara berkata, bernyanyi dan bergerak. Ekspresi selalu tumbuh karena adanya dorongan untuk mewujudkan perasaan atau keinginan.

Ekspresi dapat mencegah munculnya kejadian-kejadian yang tidak diinginkan oleh Anda. Bahkan ekspresi dapat mengembangkan kreativitas Anda. Dalam kaitannya dengan emosi terdapat ekspresi emosional yang terdiri dari beberapa hal di bawah ini:

  • Reaksi Terkejut. Sesuatu yang ada pada setiap orang dan diperoleh sejak lahir. Tidak dipengaruhi oleh pengalaman dan diperoleh sejak lahir, seperti menutup mata, mulut melebar, kepala dan leher bergerak ke depan.
  • Ekspresi Wajah dan Suara. Keadaan emosi Anda dapat dinyatakan melalui wajah dan suara. Melalui perubahan suara dan wajah, Anda mampu membedakan orang-orang yang sedang marah, gembira dan sebagainya.
  • Sikap dan Gerak Tubuh. Ekspresi dari keadaan emosi sangat dipengaruhi oleh kebudayaan tempat Anda hidup dan pendidikan yang didapat dari orangtua. Setiap orang mempraktikkannya secara berbeda.

Menjadi Cerdas secara Emosional

Kebanyakan orang cenderung menyambut emosi positif dengan gembiara, tetapi memperlakukan emosi negatif sebagai malapetaka. Padahal emosi negatif merupakan bagian dari diri setiap orang. Emosi negatif itu berharga dan konstruktif. Ia cenderung mempersempit fokus perhatian pada tindakan-tindakan yang membantu Anda untuk bertahan hidup, seperti melarikan diri, menyerang, melakukan agresi dan sebagainya. Kepedihan yang berlangsung lama juga dapat mendorong Anda untuk mencari bantuan, memperbaiki hubungan atau menemukan arah baru dalam kehidupan.

Ingatlah bahwa emosi positif bukanlah efek samping yang menyenangkan dari kebahagiaan. Ia cenderung memperluas fokus perhatian Anda. Emosi-emosi seperti kenikmatan, minat, dan kepuasan hati menciptakan dorongan untuk bermain, kreatif, merambah, menyelamatkan kehidupan, mencari pengalaman baru, melakukan integrasi dan mengembangkan diri. Semua itu mendorong Anda untuk berkembang dan memperluas jaringan sosial.

Kebahagiaan dapat diraih dengan menggunakan kekuatan yang Anda miliki, termasuk keramahan, orisinalitas, humor, optimisme dan kemurahan hati. Kekuatan itu merupakan benteng bagi diri Anda sehingga Anda dapat menjalani hidup dengan lebih positif.

Kapasitas untuk memiliki emosi positif merupakan kekuatan mendasar bagi Anda. Anda hanya perlu mengembangkan perasaan itu sebagai bagian dari kecerdasan emosional.

Pilihan-pilihan yang tepat dalam kehidupan Anda sering kali hanya bisa ditentukan jika Anda mempertimbangkan nilai, kebutuhan dan emosi. Penentuan pilihan secara sangat rasional memang dapat menghasilkan keputusan yang masuk akal, tetapi hampa secara emosional. Artinya, Anda harus memiliki kecerdasan emosional atau kemampuan untuk secara sadar menjadikan emosi itu bekerja untuk Anda.

Berbagai Keuntungan

Bagaimana cara mengendalikan dan memanfaatkan emosi?

Emosi positif maupun emosi negatif sangat mendukung kehidupan Anda. Anda harus bisa mengelola emosi sehingga Anda selalu mengetahui dan menangani perasaan Anda sendiri dengan baik. Kecakapan Anda dalam mengelola emosi mendukung kesuksesan Anda karena Anda tidak bisa hanya mengandalkan kecerdasan intelektual.

Hubungan personal membutuhkan pengelolaan emosi yang baik. Pengelolaan emosi yang menyangkut cara Anda untuk memahami perasaan orang lain dan mengatur diri sendiri sehingga Anda bisa menempatkan diri dalam posisi yang tepat dan bersikap baik terhadap diri sendiri dan orang lain.

Masalah-masalah yang menjadi sumber konflik memang dapat bersifat emosional karena berkaitan dengan emosi, seperti kemarahan, ejekan, penolakan atau perasaan takut. Jika emosi Anda stabil, Anda dapat mengendalikan diri secara efektif. Anda akan mampu mengontrol emosi serta mampu menyeimbangkan perasaan negatif di dalam diri Anda.

Apabila Anda dapat mengelola emosi dengan lebih objektif dan realistis, Anda akan mampu menganalisis permasalahan hidup Anda lalu menyelesaikannya dengan baik. Sebaliknya, jika Anda memiliki kestabilan emosi, permasalahan yang sedang dihadapi pun tidak mampu Anda pecahkan secara efektif.

Dalam  menghadapi situasi yang menekan dan sebagai usaha meminimalisasi dampak negatifnya secara psikologis, Anda harus mampu mengelola emosi secara efektif. Ingatlah bahwa stres tidak bisa dihindari. Hal yang bisa dilakukan untuk meminimalisasi dampak dari stres adalah mengelola emosi secara konstruktif dan efektif. Anda bisa mengatasinya dengan relaksasi untuk menurunkan tingkat ketegangan psikis dan fisiologis, lalu menggantikannya dengan keadaan santai dan tenang.

Jika Anda mampu mengendalikan emosi, Anda akan lebih cakap menangani ketegangan emosi. Kemampuan dalam pengendalian emosi mendukung Anda ketika Anda menghadapi dan memecahkan konflik. Anda pun akan bisa menjalani kehidupan secara efektif. Orang yang emosinya stabil cenderung selalu berada dalam kondisi bahagia dan lebih percaya diri dalam menghadapi kehidupan yang menekan.

Menjaga agar emosi tetap terkendali merupakan kunci menuju kestabilan emosi. Emosi yang berlebihan dengan intensitas yang terlampau tinggi atau untuk waktu yang terlalu lama akan mengoyak kestabilan diri Anda. Salah satu kemampuan untuk menstabilkan emosi adalah kemampuan menghibur diri maupun relaksasi yang dapat mengurangi rasa sedih, marah atau kecewa.

Catatan:

Memanfaatkan emosi sebagai energi terletak pada kemampuan Anda mengendalikan sifat destruktifnya serta mengelola sifat konstruktifnya agar bisa seimbang dan menghasilkan tindakan-tindakan yang positif. Ingatkah bahwa Anda selalu bersentuhan dengan logika dan emosi. Dalam kenyataannya, emosi lebih sering mendasari tingkah laku dan tindakan Anda daripada logika. Dengan demikian, Anda perlu menjaga kesimbangan logika dan emosi agar kendali terhadap emosi semakin efektif.

Comments

Popular posts from this blog

Website Transparan Consulting

5 World Class Mindsets

APA YANG DIMAKSUD BUSINESS PLAN vs BUSINESS ACTUAL, PRE-EMPTIVE DAN DISCREPANCY?